Rabu, 27 November 2013

Benturan Sosial

Di era digital dan tekhnologi saat ini masyarakat dimanjakan dengan hiburan dan barang-barang konsumtif yang lainnya, sehingga tidak ayal lagi tontonan di masyarakat beralih dari tontonan tradisional kini beralih ke tontonan yang penuh sensual dan menarik bagi kalangan dewasa, tanpa melihat manfaat dan tujuan dari tontonan itu sehingga dapat pula mngubah pola pikir dan cara pandang mereka saat ini. pergeseran budaya yang tidak sistematis ini menyebabkan kondisi masyarakat saat ini melupakan budaya-budaya yang telah dulu diajarkan oleh para pemikir pendahulu mereka. Sehingga budaya baca dan diskusi kini terlepas sudah karena sudah memasuki budaya tontonan yang bersifat konsumtif, semua tontonan dijejalkan dengan keinginan-keinginan bukan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok yang dihadapi saat ini.
Dalam hal ini tontonan dangdut erotis yang bahkan ditonton oleh anak-anak yang belum cukup umur di tiap daerah, membuktikan masyarakat dan pemerintah tidak peduli dengan apa sebenarnya manfaat dan tujuan dari tontonan itu, bersifat mendidikkah tontonan tersebut buat anak? Apa saja yang bisa membantu perkembangan anak dalam berpikir? Pertanyaan itulah kiranya kita bisa melihat sejauh mana efek dari sebuah tontonan.  Tetapi tidak salah juga jika para pembuat hiburan memanfaatkan kondisi ini untuk menarik kesempatan dalam mendapatkan keuntungan. Kita lihat di tayangan televise dan lagu-lagu, yang dibuat oleh para penggiat hiburan ini tidak mengindahkan mana yang khusus buat anak-anak dan mana buat orang dewasa. Dari mulai bangun tidur sampai tertidur lagi pikiran kita sekarang sudah di dogma oleh tayangan-tayangan yang akan mempengaruhi daya ingat mana yang lebih kuat, dari bacaan atau tontonan (hiburan). Dari benturan-benturan ini menimbulkan sikap adaptasi dari lingkungannya tanpa sadar terbawa oleh arusnya. Ketika pengenalan budaya kita dari kecil tidak ditanamkan nilai-nilai keluhuran dan toleransi serta gotong royong maka akan dibawa kemana persatuan serta kesatuan bangsa ini. yang jelas bagaimana kita membuat komposisi yang matang bagi bangsa ini bisa terwujud dalam partisipasi budaya bangsa ini. Jika dalam Islam sudah tertulis bahwa peradaban bangsa itu tergantung pada bangsanya sendiri maka ini yang seharusnya membutuhkan kesadaran manusia seutuhnya, dengan hal ini maka banyak PR berat bagi para pemimpin bangsa ini dan para kaum intelektual yang diharapkan mampu mendorong perubahan Negara dan bangsa ini menjadi adil, sejahtera dan demokratis. 

0 komentar :

Posting Komentar